This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 15 Maret 2012

Metode Depresiasi

METODE METODE DEPRESIASI

METODE METODE DEPRESIASI
depresiasi
Seluruh aktiva pabrik, kecuali tanah, mengalami depresiasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah fisik dan fungsional. Depresiasi fisik muncul dari penggunaan aktiva pabrik yang sebenarnya. Depresiasi fungsional berhubungan dengan faktor-faktor keusangan seperti kemajuan teknologi dan kebutuhan yang kurang akan suatu produk. Tujuan mencatat depresiasi adalah untuk menunjukkan penurunan kegunaan dari suatu aktiva, bukan penurunan dari nilai pasarnya. Depresiasi hanya mengurangi nilai perkiraan aktiva pabrik, dia tidak mengurangi perkiraan kas atau mempengaruhi aliran kas.
menentukan depresiasi
Faktor-faktor yang menentukan beban depresiasi adalah biaya awal, nilai sisa dan usia kegunaan. Depresiasi hanya dapat diperkirakan karena dia tergantung dari beberapa perubahan unsur-unsur yang potensial. Nilai sisa adalah nilai apapun yang tetap ada setelah aktiva dihentikan. Perhitungan depresiasi berdasarkan biaya awal dikurangi nilai sisa. Beberapa metode digunakan untuk menghitung depresiasi. Metode garis lurus adalah yang paling terkenal. Metode-metode depresiasi yang berbeda dapat digunakan untuk informasi laporan keuangan dan keperluan pajak.
metode garis lurus
Metode garis lurus untuk depresiasi membebankan jumlah yang sama dari depresiasi untuk setiap periode selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia. Oleh karena kemudahannya, maka dia merupakan metode yang paling banyak digunakan.
metode unit produksi
Metode unit produksi menentukan beban depresiasi berdasarkan jumlah aktiva yang digunakan. Panjangnya usia dari suatu aktiva ditunjukkan dalam bentuk kapasitas produksi. Biaya mula-mula dikurangi nilai sisa apapun dibagi dengan kapasitas produksi untuk menentukan tingkat depresiasi unit produksi pemakaian per unit. Sebagai contoh, pemakaian unit-unit dapat diperlihatkan dalam kuantitas barang-barang yang diproduksi, jumlah jam yang digunakan, sejumlah pemotongan, jumlah mil yang dikendarai atau muatan ton. Beban depresiasi dalam suatu periode ditentukan dengan cara mengalikan pemakaian tingkat tetap unit produksi. Metode depresiasi ini umumnya digunakan ketika pemakaian aktiva berubah-ubah dari tahun ke tahun.
metode saldo menurun
Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang popular untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Metode ini tidak memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah lebih tinggi di tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.
metode jumlah angka tahun
Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.
membandingkan metode-metode depresiasi
Metode-metode depresiasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda juga, dan dalam beberapa keadaan kegunaan dari metode depresiasi tertentu disarankan. Ketika penggunaan aktiva berfluktuasi dari waktu ke waktu, metode unit produksi dianjurkan. Untuk aktiva yang kegunaannya menurun lebih awal, dan mereka ditujukan terhadap biaya pemeliharaan yang tinggi sehubungan dengan bertambahnya usia mereka, maka bentuk dari depresiasi yang dipercepat harus digunakan, misalnya metode saldo menurun dan jumlah angka tahun.
depresiasi dan pendapatan pajak
Untuk kepentingan pajak, metode depresiasi garis lurus, saldo menurun, jumlah angka tahun, dan unit produksi diperkenankan sebelum tahun 1981. Antara tahun 1980 dan 1987, baik metode garis lurus maupun Sistem Pemulihan Biaya Dipercepat / Accelerated Cost Recovery System (ACRS) dapat digunakan. Undang-undang Perbaikan Pajak / The Tax Reform Act tahun 1996 merevisi ACRS dengan menyediakan daftar nilai depresiasi untuk delapan kelas aktiva pabrik. Penggunaan metode depresiasi dipercepat mengurangi kewajiban pajak dan meningkatkan aliran kas.
meninjau kembali perhitungan depresiasi
Oleh karena depresiasi merupakan perkiraan, maka dia perlu sering direvisi secara periodik selama kehidupan aktiva. Kesalahan dalam memperkirakan nilai sisa, tahun-tahun umur kegunaan, ataupun keduanya memerlukan suatu revisi. Revisi dari depresiasi hanya mempengaruhi beban depresiasi di masa yang akan datang.
membukukan beban depresiasi
Ketika depresiasi dibukukan, perkiraaan Beban Depresiasi didebitkan, dan Akumulasi Depresiasi dikreditkan. Akumulasi Depresiasi merupakam perkiraan lawan/pengganti aktiva yang menurunkan nilai aktiva pabrik. Penggunaan perkiraan lawan/pengganti membolehkan aktiva untuk diperlihatkan pada biaya, dan dengan demikian memberikan perhitungan yang lebih mudah jika suatu revisi diperlukan atau metode depresiasi yang berbeda digunakan. Pada saat suatu aktiva terjual, maka seluruh perkiraan yang berhubungan dengan depresiasi aktiva tersebut disesuaikan.
metode penyusutan gabungan
Metode depresiasi penyusutan gabungan menentukan depresiasi dari sekelompok aktiva pabrik yang sama dengan menggunakan suatu nilai tunggal. Nilai ini ditentukan dengan cara membagi depresiasi tahunan dengan biaya total yang sebenarnya dari aktiva. Meskipun peralatan tertentu dalam kelompok mungkin ditanbahkan dan diberhentikan, metode ini mengasumsikan bahwa gabungan tersebut akan tetap didak berubah. Keuntungan dan kerugian dari pemberhentian atau pelepasan aktiva tidak diakui.

sumber : http://mpkpk2008.blogspot.com/2009/01/metode-metode-depresiasi.html

Senin, 12 Maret 2012

Metode Penyusutan

  1. 1. Metode rata-rata.
Metode rata-rata adalah salah satu cara yang dilakukan dalam penyusutan asset dengan cara rata-rata. Metode ini dikelompokkan atas 3 bagian, yaitu metode garis lurus, metode jam kerja mesin, metode yang didasarkan pada jumlah produksi.
  1. a. Metode garis lurus (straight line method)

Metode garis lurus ini tepat digunakan apabila manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut setiap periode sama. Sehingga, apabila metode garis lurus ini menghasilkan beban penyusutan yang jumlahnya sama setiap periode, maka akan terjadi pembandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Karena manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap setiap periode sama ini akan menghasilkan pendapatan yang sama setiap periode. Alasan tambahan yang mendukung metode garis lurus ini adalah apabila biaya pemeliharaan setiap periode sama. Sehingga pembandingan yang tepat dapat dilakukan dengan membandingkan biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan yang tetap periode dengan pendapatan yang juga sama setiap Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penysutan = (Harga Beli – nilai sisa / umur ekonomis
P =  B – S
          n
Keterangan:
P   = Harga beli asset
B  = Harga beli asset (orginal cost)
S   = Nilai sisa (scrap value)
N = umur ekonomis aset
Contoh :
Sebuah mesin pabrik mempunyai harga beli sebesar Rp. 25.000.000,00. Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama  5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 2.500.000,-. Maka penyusutan per tahunnya adalah
Penyusutan = (Rp. 25.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00)/5
= Rp. 4.500.000,00
b. Metode jam kerja mesin (service hours method)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time). Dalam cara ini beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban penyusutan periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Metode ini dihitung dengan rumus :
Penyusutan per jam = (harga beli aset– nilai sisa) / jumlah jam kerja ekonomis
J         =   B – S
                   j
keterangan :
J        = Penyusutan per jam
B       = Harga beli asset
S        = nilai sisa
j         = jumlah jam kerja ekonomis
Penyusutan per tahun = penyusutan per jam x jam penggunaan
Contoh :
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 100.000.000,00. Diperkirakan akan memberikan jasa penerbangan 10.000 jasa jam terbang. Pada tahun 2008 diperkirakan digunakan selama 1.500 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2008 dihitung :
Penyusutan per jam = Rp. 100.000.000,-/10.000 = Rp. 10.000,-
Penyusutan tahun 2008           = Rp. 10.000,00 x 1.500
= Rp. 15.000.000
c. Metode Jumlah Produk (Product Units Method)
penyusutan yang dihitung berdasarkan jumlah produk yang dihasilakn sama dengan penyusutan yang menggunakan metode jam kerja mesin. Besar kecilnya jumlah penyusutan pada setiap tahun tergantung pada jumlah produk yang diproduksi pada setiap tahun. Jumlah produksi pada setiap tahun tergantung pada permintaan pasar serta jenis barang yang dihasilkan.. Penyusutan dihitung sebagai rumus berikut :
P =  B – S
          U
keterangan :
P          = Penyusutan
U          = jumlah unit selama umur ekonomis mesin
B         = Harga beli
S          = nilai sisa
Penyusutan per tahun = jml produksi  setahun x penyusutan per unit
penyusutan per unit     = (harga beli-nilai sisa)/taksiran jumlah produksi
Contoh :
Sebuah mesin pabrik mempunyai harga beli sebesar Rp 50.000.000,00 diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 5.000.000,00 serta diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai berikut :
Tahun Ke-1 = 14.000 unit
Tahun Ke-2 = 12.000 unit
Tahun Ke-3 = 10.000 unit
Tahun Ke-4 = 8.000 unit
Tahun Ke-5 = 6.000 unit
Maka besarnya penyusutan adalah :
Penyusutan per unit  = (Rp.50.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00)/50.000
= Rp. 900
Penyusutan per tahun :
Tahun              Unit produksi              Tarif                        Penyusutan
1                            14.000                  Rp. 900             Rp 12.600.000,00
2                            12.000                  Rp. 900              Rp 10.800.000,00
3                           10.000                  Rp. 900              Rp 9.000.000,00
4                             8.000                  Rp. 900              Rp 7.200.000,00
5                             6.000                  Rp. 900              Rp. 5.400.000,00
Jadwal Penyusutan Selama 5 Tahun adalah:
Akhir tahun Penyusutan tahunan Jumlah penyusutan Nilai buku
0 - - 50.000.000
1 12.600.000 12.600.000 37.400.000
2 10.800.000 23.400.000 26.600.000
3 9.000.000 32.400.000 17.600.000
4 7.200.000 39.600.000 10.400.000
5 5.400.000 45.000.000 5.000.000
  1. 2. Metode bunga majemuk (Compound Interest Methode)
Penyusutan yang dilakukan dengan menggunakan metode bunga majemuk didasarkan pada tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat atau sering disebut dengan opportunity cost of capital (OCC) sebagai biaya modal. Apabila tingkat bbunga yang berlaku dalam masyarakat sebesar 18% per tahun maka perhitungan penusutan tahunan didasarkan pada tingkat bunga yang berlaku. Metode penyusutan yang didasarlkan pada b unga majemuk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode anuitas dan metode penyisihan dana yang sering disebut dengan siking fund method.
Metode Anuitas sebenarnya identik dengan perhitungan annuity yang didasarkan pada nilai asetr atau original cost sebagai present value. Sedangkan metode penyisihan dana (siking fund method), sebernya sama dengan melakukan deposito di.  Bank pada setiap tahun, pada akhir umur ekonomis asset dana ini digunakan sebgaia dana untuk membeli asset baru.
a. Metode Anuitas
harga beli sebuah mesin Rp. 50 juta rupiah dengan nilai sisa diperkirakan sebesar Rp. 10 juta rupiah dan umur ekonomis set selama 5 tahun. Tingkat bunga efektif diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapa besar penyusutan tahunan yang harus dilakukan dengan menggunakan metode anuitas?
Jawab :
B         = Rp.50.000.000
n          = 5 tahun
S          = Rp.10.000.000
i           =18%
untuk  menentukan nilai asset yang disusut perlu dihitung present value dari scrap value /nilai sisa dengan menggunakan formula sebgai berikut:
P          = S (1 + i)n
P          = 10.000.000 (1+0.18)-5
P          = 10.000.000 (0,43710922)
P          = 4.371.092
present asset yang disusut
An       = B-P   = 50.000.000  – 4.371.092
= Rp. 45.628.908;
An       = R. [ (1 – (1 + i)-n )]
                           I
Penyusutan per tahun dihitung sebagai berikut :
R         = 45.628.908 [    0,18    ]
(1 – (1+0.18)-5
R         = 45.628.908 (0.31977784)
R         = Rp. 14.591.114
Jadi jumlah penyusutan dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 14.591.114.
b. Metode penyisihan dana
metode yang digunakan dengan metode penyisiha dana, merupakan deposito yang dilakukan oleh pemilik perusahaan   padas etiap akhir tahun pada lembaga keuangan (bank). Besar kecilnya deposito yang dilakukan bergantung pada besar kecilnya dari asset itu sendiri. niali asset, tingkat bunga, dan umur ekonomis  dari asset itu sendiri.
Perhitungan jumlah penyusutan yang harus dilakukan pada setiap akhir tahun nberdasarkan pada soal tersebut diatas, dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Diketahui: n= 5 tahun
i = 18%
B = Rp. 50.000.000
S = Rp. 10.000.000
Sn             = B – S
= Rp. 50.000.000 – 10.000.000
= Rp. 40.000.000
R         = Sn  [      i        ]
                    {(1+i) – 1 )
R         = 40.000.000 [     0.18    ]
                                 {1+0.18)5 -1)
R         =  Rp.40.000.000 (0.139777837)
R         = 5.591.113
Jadi, jumlah penyusutan dalam satu tahun sebesar Rp. 5.591.113
  1. 3. Metode penurunan.
Penyusutan yang dilakukan dengan menggunakan metode penurunan adalah jumlah penyusutan yang dilakukan setiap tahun pada asset yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun sesuai dengan keadaan asset yang makin lama semakin tua. Cara penyusutan dengan metode inindapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode jumlah angka tahunan yang sering disebut dengan metode jumlah angka tahunan dana angka presentase.
a. metode jumlah angka tahunan
adalah jumlah dana penyusutan yang harus dikeluarkan pada setiap tahun didasarkan pada jumlah angka tahunan dari umur ekonomis asset. Misalnya sebuah perusahaan krupuk membeli alat seharga Rp. 15.000.000; mempunyai umur ekonomis selama 6 tahun, dan nilai sisa diperhitungkan Rp. 3.000.000; maka jumlah penyusutan pada setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut :
jumlah angka tahunan :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6   = 21
Nilai asset yang disusut :
(B – S)             = 15.000.000 – 3.000.000       = Rp. 12.000.000
Penyusutan setiap tahun :
-          Tahun I      = 6/21 x Rp. 12.000.000         = Rp. 3.428.571,4
-          Tahun II    =5/21 x Rp. 12.000.000          =Rp. 2.857.142,9
-          Tahun III   =4/21 x Rp. 12.000.000          =Rp. 2.285.714,3
-          Tahun IV   = 3/21 x Rp. 12.000.000         = Rp. 1.171.285,7
-          Tahun V    = 2/21 x Rp. 12.000.000         =Rp. 1.142.857,1
-          Tahun VI   = 1/21 x Rp. 12.000.000         = Rp. 571.428,57
Rp. 12.000.000
b. metode penyusutan persentase rata-rata
jumlah penyusutan yang didasrkan pada metode penyusutan persentase rata-rata adalah hasil pembagian dari nilai asset yang dinilai dalam keadaan baru (100%) dengan umur ekonomis dari asset. Apabila harga beli asset seharga Rp. 10 juta rupiah dengan umur ekonomis selama 5 Tahun, maka besarnya penyusutan tahunan adalah sebesar 100% / 5 = 20%. Untuk membeli asset baru pada masa yanga akan dating dengan harga yang lebih mahal, baik sebagai akibat tingkat inflasi maupun akibat perubahan teknologi maka persentase penyusutan rata-rata ditingkatkan dengan cara kelipatan dua. Berdasarkan pada penjelasan ini, jumlah penyusutan setiap tahun dihitung sebagai berikut:
-          Tahun I = 40% x Rp. 10.000.000                         = Rp. 4.000.000
Rp. 10.000.000 – Rp. 4.000.000         = Rp. 6.000.000
-          Tahun II  = 40% x Rp. 6.000.000                         = Rp. 2.400.000
= Rp. 6.000.000 – Rp. 2.400.000       =Rp. 3.600.000
-          Tahun III   = 40% x Rp. 3.600.000                       = Rp. 1.440.000
= Rp. 3.600.000 – Rp. 1. 440.000      = Rp. 2.160.000
-          Tahun IV  = 40% x Rp. 2.160.000                       = Rp.    864.000
= Rp. 2.160.000 – Rp. 864.000          = Rp. 1.296.000
-          Tahun V    = 40% x Rp. 1.296.000                       = Rp.    518.400
Rp. 1. 296.000 – Rp. 518.400          = Rp. 777.600
  1. 4. Metode penyusutan gabungan.
Yaitu, apabila yang disusut lebih dari satu, mempunyai umur ekonomis yang berbeda dan harga beli serta scarp value yang berbeda pula, biasanya dalam perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode penyusutan gabungan.
Contoh : sebuah perusahaan mempunyai 3 buah mesin, mesin I harga belinya Rp. 10.000.000; mesin II Rp. 7.000.000; dan mesin III harga belinya Rp. 5.000.000; umur ekonomis mesin I, II, dan III masing- masing 5 tahun, 4 tahun, dan 10 tahun. Scarp value dari ketiga mesin tersebut di duga Rp. 2.000.000; , Rp. 1.000.000; dan mesin ketiga Rp. 400.000;.
Untuk lebih jelasnya seperti terlihat dalam tabel berikut:
Mesin Harga beli (Rp) Scar value (Rp) Jumlah penyusutan (Rp) Umur mesin (Th) Penyusutan tahunan
A 10.000.000 2.000.000 8.000.000 5 1.600.000
B 7.000.000 1.000.000 6.000.000 4 1.500.000
C 5.000.000 400.000 4.600.000 10 460.000
Jumlah 22.000.000 3.400.0000 18.000.000 19 3.560.000
Jumlah penyusutan dalam satu tahun yang dihitung berdasarkan penyusuta tetap adalah sebagai berikut :
Persentase penyusutan = jumlah penyusutan tahunan
Jumlah harga beli asset
P          =  3.560.000
               22.000.000
= 0,161818181
=16,18%
Jumlah penyusutan yang dilakukan pada setiap tahun adalah sebagai berikut :
0,161818181 x 22.000.000 = 3.600.000
Lamanya waktu untuk melakukan penyusutan dihitung sebagai berikut:
18.000.000 =  5 tahun 2 bulan.
3.600.000

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi
              http://arfi-ie08.blogspot.com/2011/11/metode-perhitungan-depresiasi.html
              http://www.scribd.com/doc/38660727/DEPRESIASI-PENYUSUTAN
              http://mpkpk2008.blogspot.com/2009/01/metode-metode-depresiasi.html