This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 25 April 2012

ANALISIS SENSITIVITAS


Analisis sensitivitas merupakan analisis yang berkaitan dengan perubahan diskrit parameter untuk melihat berapa besar perubahan dapat ditolerir sebelum solusi optimum mulai kehilangan optimalitasnya. Jika suatu perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan drastis dalam solusi, dikatakan bahwa solusi sangat sensitive terhadap nilai parameter tersebut. Sebaliknya, jika perubahan parameter tidak mempunyai pengaruh besar terhadap solusi dikatakan solusi relative insensitive terhadap nilai parameter itu.
Dalam membicarakan analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokan menjadi:
1. Perubahan koefisien fungsi tujuan
2. Perubahan konstan sisi kanan
3. Perubahan batasan atau kendala
4. Penambahan variable baru
5. Penambahan batasan atau kendala baru.




ANALISIS SENSITIVITAS
(SENSITIVITY ANALYSIS)
















Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan.


Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.


Contoh:
- Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan









Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut:


1.
Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-baku, produksi, dsb.


2.
Penurunan produktivitas


3.
Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek


Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.









Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi.
Mudah dilakukan dalam software spreadsheet.









Text Box: Contoh soal

Sebuah penggilingan padi mempunyai arus kas seperti terlihat pada tabel 6.12. Pada tabel tersebut juga telah dilakukan penyelesaian dengan menghitung nilai NPV, IRR dan B/C. Analisis dilakukan pada tingkat discount factor 15% per tahun.



Tabel 6.12. Analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp)



Tahun C B B-C DF 15% NPV 15% DF 30% NPV 30% DF 50%  NPV 50%

0 5000 0 -5000 1 -5000 1 -5000 1 -5000

1 3000 4000 1000 0.87 870 0.769 769 0.667 667

2 2500 4000 1500 0.756 1134 0.592 888 0.444 666

3 2500 5000 2500 0.658 1645 0.455 1137.5 0.296 740

4 2000 5000 3000 0.572 1716 0.35 1050 0.198 594

5 2000 5000 3000 0.497 1491 0.269 807 0.132 396

6 2000 5000 3000 0.432 1296 0.207 621 0.088 264

7 2000 5000 3000 0.376 1128 0.159 477 0.059 177

8 2000 7000 5000 0.327 1635 0.123 615 0.039 195

    NPV =  5915  1364.5  -1301

Hasil analisis:

NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun) = Rp 5915

Net B/C =    

   =  2.183

IRR    = 30 +  

  = 40.24%

Setelah pelaksanaan terjadi perubahan dalam biaya operasi, yang besarnya 30% dari perhitungan biaya semula. Setelah dilakukan analisis sensitivitas, maka hasil analisis disajikan pada Tabel 6.13.

Tabel 6.13. Analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp) setelah terjadi perubahan biaya

Tahun C B B-C DF 15% NPV 15% DF 30% NPV 30%

0 5000 0 -5000 1 -5000 1 -5000

1 3900 4000 100 0.87 87 0.769 76.9

2 3250 4000 750 0.756 567 0.592 444

3 3250 5000 1750 0.658 1151.5 0.455 796.25

4 2600 5000 2400 0.572 1372.8 0.35 840

5 2600 5000 2400 0.497 1192.8 0.269 645.6

6 2600 5000 2400 0.432 1036.8 0.207 496.8

7 2600 5000 2400 0.376 902.4 0.159 381.6

8 2600 7000 4400 0.327 1438.8 0.123 541.2

    NPV =  2749.1  -777.65

Hasil analisis:

NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun) = Rp 5915000

Net B/C =  

  = 1.55

IRR    = 15 +  

  = 29.59%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas ternyata ada perubahan hasil yaitu penurunan nilai NPV, B/C, dan IRR. Penurunan yang terjadi masih di atas batas kelayakan, sehingga perusahaan penggilingan padi tersebut masih layak untuk diteruskan dalam kondisi peningkatan biaya seperti di atas.















 
PENGERTIAN TITIK IMPAS

Anlisis titik impas atau analisis break-even point diperlukan untuk mengetahui hubunganantara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya baik bersifattetap maupun variable, dan laba atau rugi. Oleh karena itu, analisis titik impas ini sering di sebutcost-volume-profit analisis. Analisis titik impas hanya di perlukan bagi perusahaan-perusahaanyang dalam menyelenggarakan oprasinya harus menanggung beban tetap, yaitu berupa biaya tetapdisamping adanya biaya variable yang harus ditutup dari hasil penjualan.Analisis titik impas dapat dijadikan sebagai pengganti untuk meramalkan suatu faktor yangtidak diketahui dalam membuat keputusan proyek. Jika hampir seluruh pengeluaran diketahui, duavariabel yang lain yaitu laba dan permintaan, bisa bervariasi. Analisis ini dapat membantumenentukan aliran kas, tingkat permintaan yang dibutuhkan, serta kombinasi harga dan permintaanmana yang memperbesar kemungkinan untuk memperoleh keuntungan.Pada titik impas keseluruhan hasil penjualann, setelah dikurangi dengan keseluruhan biayavariable, hanya cukup untuk menutup keseluruhan biaya tetap saja, tidak terdapat sisa yangmerupakan keuntunggan. Bagian hasil pengurangan biaya
Contribution margin
ini disediakan untuk menutup biaya tetap. Impas terjadi bila
Contribution margin
sama dengan biaya tetap. Laba terjadi bila
Contribution margin
lebih kecil dari pada biaya tetap. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisistitiik impas adalah suatu cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengetahui atauuntuk merencanakan pada volume produksi atau volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan memperoleh keuntungan atau menderita kerugian.

  
Contoh Analisis Titik Impas :

Biaya Tetap dibagi dengan (Pendapatan per unit - Biaya variabel per unit)
Biaya tetap adalah biaya yang harus dibayar atau tidak setiap unit yang dihasilkan. Biaya tersebut "tetap" selama jangka waktu tertentu atau kisaran produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dengan jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya, biaya material yang diperlukan dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi unit tidak selalu sama.
 
Sebagai contoh, misalkan biaya tetap untuk memproduksi 100.000 widget adalah $ 30.000 setahun.
Biaya variabel adalah bahan $ 2,20, $ 4,00 kerja, dan overhead $ 0,80, dengan total sebesar $ 7.00.
Jika Anda memilih harga jual $ 12,00 untuk setiap widget, maka:
$ 30.000 dibagi dengan ($ 12,00-7,00) sama dengan 6000 unit.
Ini adalah jumlah widget yang harus dijual dengan harga jual $ 12,00 sebelum bisnis Anda akan mulai untuk membuat keuntungan.

sumber : http://aliffathurrochman12.blogspot.com/2010/01/analisis-sensitivitas.html
              http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_14/M14B1.htm
              http://www.scribd.com/doc/58239449/Analisis-Titik-Impas
              http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://sbinfocanada.about.com/cs/startup/g/breakevenanal.htm

Rabu, 04 April 2012

Nilai Waktu Uang

*Future Value


DALAM konsep nilai waktu dari uang (time value of money)ada dua istilah yang cukup dikenal yakni nilai uang pada saat ini (present value) dan nilai  uang pada saat mendatang (future value).

Dua konsep ini yang mengilhami lahirnya model-model teori investasi. Dalam konsep itu disebutkan bahwa nilai uang saat ini berbeda dengan nilai uang masa mendatang. Artinya, uang Rp1 juta saat ini akan berbeda nilainya dengan uang Rp1 juta pada masa lima atau sepuluh tahun mendatang. Jika saat ini uang Rp1 juta bisa dipergunakan untuk membeli satu (1) kwintal atau 100 kg beras, maka lima tahun mendatang uang Rp1 juta mungkin hanya bisa membeli 50 kg beras. Begitu seterusnya.

Ilustrasi sederhana di atas menunjukkan bahwa nilai uang pada masa mendatang jika didiamkan saja akan semakin turun.  Penurunan ini disebabkan naiknya harga barang atau inflasi. Karena itu, agar future value dari uang tetap bertahan atau bahkan bertambah maka uang itu harus diinvestasikan pada instrumen investasi tertentu. 

Ada beragam instrumen investasi di pasar, mulai dari yang tidak berisiko (risk free investment) hingga instrumen yang berisiko. Bagaimana menghitung future value dari asset yang diinvestasikan? Hal ini sangat tergantung pada jenis instrumen investasinya. Jika uang diinvestasikan di deposito dengan bunga tetap, misalnya 10 persen per tahun, maka akan dengan mudah bisa diketahui berapa future value dari uang tersebut dalam kurun waktu tertentu, tergantung berapa lama uang itu diinvestasikan di deposito. Jika uang itu diinvestasikan selama lima tahun berturut-turut dan hasil investasi diinvestasikan kembali (compound interest) maka akan terbentuk formula future value dari uang tersebut.

Misalnya uang Rp1 juta didepositokan di bank dengan bunga 10 persen per tahun selama lima tahun. Dalam lima tahun uang tadi akan tumbuh mengikuti perhitungan sebagai berikut. Pada tahun pertama uang akan tumbuh menjadi: Rp1 juta + 10% atau Rp100 ribu yakni Rp1,1 juta. Pada tahun ke dua jumlah uang tumbuh menjadi: Rp1,1 juta + 10% atau Rp110 ribu yakni Rp1,21 juta. Tahun ke tiga menjadi Rp1,21 juta + 10% atau Rp121 ribu yakni Rp1,331 juta. Tahun ke empat menjadi: Rp1,331 juta + 10% atau Rp133.100 yakni Rp1.464.100 dan tahun ke lima menjadi Rp1.464.100 + 10% atau Rp146.410 yakni Rp1.610.510.

Begitu seterusnya. Jika ditulis dengan formula FV = PV (1+i)n, dimana PV merupakan nilai uang saat ini (present value), i adalah tingkat suku bunga dan n adalah jangka waktu investasi yang dinyatakan dalam tahun. Perhitungan future value di atas mengasumsikan bahwa uang diinvestasikan di instrumen pendapatan tetap yang konstan dari tahun ke tahun.

Formula itu tidak berlaku jika uang diinvestasikan di instrumen saham atau obligasi. Pasalnya, tingkat imbal hasil atau return di saham sama sekali berbeda dengan tingkat imbal hasil investasi di deposito dengan sistem bunga berbunga (compound interest). Juga berbeda dengan return investasi di obligasi.

Imbal hasil investasi di saham diperoleh dalam bentuk capital gain dan dividen. Ada formula khusus untuk menghitung berapa nilai masa depan (future value) dari uang yang diinvestasikan di saham.  Hal ini tergantung pada berapa besar dividen yang diterima dan berapa besar perubahan harga saham di pasar. Ada kalanya harga saham di pasar justru tidak tumbuh, malah sebaliknya mengalami penurunan. Karena itu menghitung future value untuk investasi di saham tidak sesederhana menghitungfuture value investasi di deposito. 
Dari sini bisa dilihat bahwa setiap instrumen investasi memberikan future value yang berbeda-beda.Future value untuk investasi di deposito lebih dipergunakan sebagai acuan, bahwa semestinya future value investasi di saham lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan jika investasi di deposito.

Jika dengan suku bunga 10 persen per tahun, investasi Rp1 juta di deposito selama lima tahun bisa menghasilkan Rp1,61 juta maka semestinya jika investasi di saham maka future value-nya bisa lebih dari itu. 



Time Value of Money adalah nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan  jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting.
            Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis, konsep nilai waktu dari uang       ( time value of money ) telah mendapat tempat yang demekian penting.
Berikut adalah beberapa conto terapan yang terkait dengan konsep nilai waktu dari uang :
-  Tabungan
-  Pinjaman bank
-  Asuransi penilaian proyek
            Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih.
            Suatu jumlah uang tertentu yang di
 terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor).
            Suatu jumlah uang tertentu saat ini di
 nilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus di gandakan dengan tingkat bunga tertentu ( Compound factor)
1. FUTURE VALUE             Nilai yang akan datang )
2. PRESENT VALUE         ( Nilai Sekarang )
3. ANNUITY                          Nilai masa datang dan masa sekarang )
4. NILAI MAJEMUK              ( Dibayar  lebih dari 1 kali dalam setahun )
5. NILAI MAJEMUK              Dibayar 1 kali dalam setahun )

PENGERTIAN :

1.  FUTURE VALUE Nilai yang akan di terima dengan menjumlahkan modal awal periode dengan jumlah uang yang akan di terima selama periode tersebut.
2. PRESENT VALUE Nilai saat ini dari jumlah uang di masa datang atau serangkaian pembayaran yang di nilai pada tingkat bunga yang ditentukan.
PV = 
Keterangan :
PV       = Present Value / Nilai Sekarang
Kn       = Arus kas pada tahun ke-n
r           = Rate / Tingkat bunga
^n        = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
Contoh :
Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1
PV = 1.000.000 rupiah
Tambahan :
1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor

ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv       = Present Value (Nilai Sekarang)                 SI    = Simple interest dalam rupiah
Fv        = Future Value (Nilai yang akan datang)                An   = Anuity
I           = Bunga (i = interest / suku bunga)              n      = tahun ke-
P0       = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu



Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang diperoleh dengan menggunakan uang tersebut

3. ANNUITY : Suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu
FV =  Ko 
Keteragan :
FV       = Future Value / Nilai Mendatang
Ko       = Arus Kas Awal
r           = Rate / Tingkat Bunga
n          = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
Contoh :
Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat :
FV = 1.000.000
 
FV = 1.100.000 rupiah
Nilai Majemuk Anuitas adalah Nilai anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang untuk periode tertentu.
Rumus:
S =  a [ ( 1 + i )n-1 + … + ( 1 + i )+ ( 1 + i )]

Keterangan :

a          = Jumlah modal (uang) pada awal periode
Sn        = Jumlah yang diterima pada akhir periode

Nilai Tunai Anuitas adalah Nilai saat ini dari anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang selama periode tertentu.
Rumus :
NT An = 

                                   
Amortisasi Pinjaman adalah Pembayaran tahunan untuk mengakumulasikan sejumlah dana (uang) di waktu yang akan datang.
Rumus:  
            
Keterangan :
 CVIF  =  Compound value interest factor atau Jumlah majemuk dari suku bunga selama periode ke n

4. 
NILAI MAJEMUK  dengan Bunga dibayarkan lebih dari 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P  
Keterangan :
P0       = pokok/jumlah uang yg dipinjam / dipinjamkan pada periode waktu
m         = Berapa kali bunga dibayar dalam satu tahun
I           = Bunga
          = interest / suku bunga
n          = Jangka waktu

5. NILAI MAJEMUK  dengan Bunga dibayar 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0 (I + i )n
Keterangan :
Vn       = Future value tahun ke-n
Po       = Pinjaman atau tabungan pokok
i           = Tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n          = Jangka waktu